Selamat datang! Temukan informasi yang kamu butuhkan di website ini Terima kasih sudah mengunjungi website kami. Silakan lakukan pencarian di website ini

Artikel

Sejarah Desa Cepaka

18 Januari 2025  Administrator  104 Kali Dibaca  Sejarah Desa Cepaka

Sejarah Desa

Sampai saat ini belum ditemukan dokumen tertulis, prasasti atau lontar yang menjelaskan asal usul nama Desa Cepaka. Namun dari ceritra para sesepuh desa yang dapat dipercaya dimana para sesepuh desa ini juga mendapatkan informasi yang sama dan orang tua mereka. Informasi dari para sesepuh ini dijadikan sebagai dasar menuliskan sejarah Desa Cepaka

Pada Zaman dahulu di Pulau Bali terdapat banyak kerajaan yang masing- masing di perintah oleh Raja-Raja Bali. Salah satu dari kerajaan di daerah Tabanan adalah Kerajaan Kaba-Kaba yang diperintah oleh keturunan Arya Belog. Pada masa kejayaannya, Raja Kaba-Kaba memiliki daerah kekuasaan meliputi wilayah. kecamatan kediri timur sampai wilayah Desa Cepaka. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya tanah-tanah retribusi di Desa Cepaka yang merupakan bekas tanah milik Raja Kaba-Kaba. Semasa Desa Cepaka masih di bawah kerajaan Kaba-Kaba, Desa Cepaka memiliki wilayah sebanyak 7 banjar, 3 banjar berada di bagian sebelah timur sungai Yeh Penet dan 4 Banjar lainnya berada di bagian sebelah barat sungai Yeh Penet Banjar yang berada di bagian timur sungai yaitu Banjar Cepaka, Banjar Lalangpasek dan Banjar Batanduren, sedangkan banjar yang berada dibagian barat sungai adalah Banjar Tegal Kepuh, Banjar Dangin Uma, Banjar Dangin Pangkung dan Banjar Gamongan.

Bendesa sebagai pemimpin desa saat itu bernama Gusti Agung Putu Geledeg yang berasal dari Desa Senapahan distrik kediri. Gusti Agung Putu Geledeg menjadi bendesa kerena penunjukan dari punggawa distrik Kediri (1925-1940). Setelah Bendesa Gusti Agung Putu Geledeg tersebut menghakhiri jabatannya pada tahun 1940, maka pencarian pemimpin desa selanjutnya dilakukan melalui pemilihan Hasil proses pemilihan bendesa yang baru menetapkan Mekel Putu Gog dari Banjar Dauh Peken Desa Kaba-Kaba sebagai Bendesa terpilih untuk periode (1941-1957). Setelah

Mekel Putu Gog selesai masa jabatannya, kembali diadakan pemilihan dan yang terpilih sebagai bendesa pada saat itu adalah I Wayan Rapet yang berasal dari Banjar Batanduren.

Dalam pemerintahan I Wayan Rapet, Desa Cepaka mengalami perubahan wilayah. Sebagai pemimpin desa, I Wayan Rapet menemukan ada permasalahan berkaitan dengan fungsi pengawasan dan fungsi kecepatan pelayanan kepada masyarakat. Kondisi banjar yang sebagian berada di sebelah barat sungai dan sebagian berada di sebelah timur sungai menjadi penyebab utama khususnya di saat terjadi hujan. Pada saat musim hujan sungai Yeh Penet airnya sering meluap sedangkan jembatan yang menghubungkan kedua wilayah Desa itu belum ada Segala kegiatan baik dalam pemerintahan maupun kemasyarakatan, serta adat- istiadat sering terhalang. Akhirnya wilayah yang ada di sebelah barat sungai Yeh Penet diusulkan untuk memisahkan diri dari Desa Cepaka dan bergabung ke Wilayah Desa Kaba-Kaba. Perubahan ini terjadi tahun 1957. Dengan demikian mulai saat itu Desa Cepaka hanya memiliki 3 banjar yaitu Banjar Cepaka, Banjar Lalangpasek, dan Banjar Batanduren. Sebelum pemberian nama Desa Cepaka, masing-masing banjar sudah meiliki nama dimana nama ini diambil berdasarkan ceritera sebagai berikut:

Banjar Cepaka

Menurut cerita konon di Banjar ini terdapat pohon Cempaka yang sangat besar, dalam bahasa bali pohon cempaka disebebut cepaka. Pohon tersebut tumbuh di lokasi bale banjar yang sekarang ini. Akhirnya banjar ini disebut Banjar Cepaka. Banjar yang ada pohon cempaka.

Banjar Lalangpasek dan Banjar Batanduren

Kedua Banjar ini memiliki riwayat yang bersamaan. Menurut penuturan orang- orang tua kedua banjar ini dulunya tidak ada, yang ada adalah Banjar Selingsing yang terletak jauh di sebelah selatan Banjar Bantanduren. Lokasi tersebut berada di area sawah Babakan saat ini, yakni di sekitar Pura Dalem Penataran. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peninggalan tempat bersejarah seperti Pura Puseh, Pura Dalem Penataran, Pura Ibu (Panti) dan lain-lainnya.

Banjar ini dinamakan Banjar Selingsing karena wilayah desa ini diapit oleh dua desa yaitu Desa Buduk dan Desa Munggu yang keduanya merupakan wilayah kerajan Mengwi. Sementara Banjar Selingsing termasuk wilayah kerajaan Kaba-Kaba sehingga orang mengatakan bahwa tempat tersebut posisinya nyelingsang (istilah bali) maka dari itu tempat tersebut dinamakan Selingsing.

Dalam perkembangan selanjutnya penduduk di Banjar Selingsing ini sering merasa gelisah dan tidak nyaman bertempat tinggal di lokasi desa Selingsing. Hal ini disebabkan karena terjadi musibah berupa serangan semut yang sangat ganas.

Serangan ini sempat menimbulkan korban meninggalnya seorang bayi karena digigit semut. Oleh karena itu maka penduduk banjar Selingsing berpindah tempat tinggal dan mengungsi ke sebelah utara mencari tempat yang lebih aman. Di tempat yang baru inilah mereka membuat pondok-pondok dan bermukim. Lokasi yang baru ini merupakan penggabungan dua banjar yang berlokasi dibawah ( bahasa bali sering di istilah betenan) dan diatas ( dalam bahasa bali sering di sebut duuran). Selanjutnya wilayah ini di sebut Banjar Batanduren (asal katanya betenan duuran). Disamping itu ada pula beberapa penduduk yang menempati lokasi disebelah utara banjar Batanduren dimana tanah ini penuh tumbuhan ilalang yang selanjutnya banjar ini disebut Banjar Lalangpasek. Walaupun kedua banjar tersebut telah memiliki nama tersendiri yakni Banjar Batanduren dan Banjar Lalangpasek namun sampai saat ini kedua Banjar tersebut masih tetap dikenal dengan sebutan Selingsing. Orang-orang dari luar Desa Cepaka masih mengingat ke dua banjar ini dengan dengan nama banjar Selingsing karena mereka megetahui bahwa warga ke dua banjar ini merupakan pindahan dari banjar Selingsing.

Demikianlah secara singkat tentang asal usul ketiga banjar tersebut dan karena Banjar Cepaka merupakan banjar tertua, di samping itu Cepaka terletak paling ujung utara, dari situlah kemudian diambil nama Desa yaitu Desa Cepaka. Berikut daftar nama-nama tokoh yang pernah memimpin Desa Cepaka:

1. I Wayan Rapet (Alm) / Br. Batanduren (1957-1972)

2. I Nengah Gandri (Alm) / Br. Lalangpasek (1973-1979)

3. I Wayan Rucita / Br. Cepaka (1973-1979)

4. I Nengah Ruja (Alm) / Br. Batanduren (1988-2001)

5. I Wayan Wija, SH/Br. Batanduren (2001-2007)

6. I Ketut Suharjana, SH/Br. Lalangpasek (2007-2013)

7. I Gede Sugita / Br. Batanduren (2013-2019)

 

;

Kirim Komentar


Nama
No. Hp
E-mail
Isi Pesan
  CAPTCHA Image  
 

  Statistik

 Arsip Artikel

 Agenda

Belum ada agenda

  Sinergi Program

 Aparatur Desa

Back Next

 Komentar

 Media Sosial

 Peta Wilayah Desa

 Peta Lokasi Kantor


Kantor Desa
Alamat : Jalan Desa Cepaka, No.126, Desa Cepaka, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan
Desa : Cepaka
Kecamatan : Kediri
Kabupaten : TABANAN
Kodepos : 82121
Telepon : 03618441930
Email : cepakadesa@gmail.com

  Statistik Pengunjung

  • Hari ini : 156
    Kemarin : 136
    Total Pengunjung : 61,591
    Sistem Operasi : Unknown Platform
    IP Address : 3.145.26.35
    Browser : Mozilla 5.0